PENSIUN BUKAN AKHIR

 


Halo Temas,

Alhamdulillah saya sangat senang bisa bergabung dengan para penulis hebat dari lintas institusi pada Buku Antalogi Pensiun bukan akhir segalanya. 

Setiap akhir selalu menjadi awal dari sesuatu yang baru. Buku tersebut mengajak anda untuk memandang masa pensiun bukan sebagai penutupan, melainkan pintu menuju fase hidup yang lebih bermakna dan penuh peluang. Melalui kisah-kisah inspiratif dan tip praktis, buku tersebut membantu anda melihat masa pensiun yang aktif, produktif dan membahagiakan. Buku ini akan menjadi sahabat anda menapaki fase baru dalam kehidupan yang kaya akan kesempatan. Pensiun bukan berarti berhenti ini adalah awal dari petualangan baru..

Pada Antalogi kali ini saya memilih judul Pensiun, teladani Rasulullah Muhammad saw...seperti apa selengkapnya silahkan dibaca pada kisah saya berikut ini..semoga menginspirasi...silahkan meninggalkan comment dibawah ya..segera miliki bukunya...jangan ragu japri ke saya terimakasih


Pensiun, teladani Rasullullah Muhammad saw

Kustinah S. Parto

 

Acara makan malam saat itu begitu istimewa, saya hadir bersama suami di sebuah hotel berbintang di sekitar Gedung Sate Bandung. Hari itu bertepatan dengan hari kelahiran saya. Kami makan bersama dengan temen temen yang siang harinya hadir meeting yang diadakan oleh Perusahaan tempat saya bekerja.

Dalam hati saya merasa ada yang tidak seperti biasa, temen temen satu fungsi dengan saya koq tidak terlihat makan bersama. Saya tanyakan satu persatu  kepada yang hadir namun mereka kompak menjawab tidak tahu. Akhirnya saya duduk di meja bundar yang telah tersedia dengan ibu ibu yang telah hadir. Sambil ngobrol ringan dengan teman dan mendengarkan lagu yang diiringi dengan live music yang berada di depan kami. 

Tiba tiba mengumandang lagu Selamat Ulang Tahun yang dipopulerkan oleh Jamrud “Hari ini, hari yang kau tunggu, Bertambah satu tahun, usiamu…”. Ibu ibu saling bertanya tanya siapa yang berulang tahun hari ini ya…karena kami tahunya hanya acara makan bersama.

Kejutan, ternyata temen temen satu fungsi berjalan mendorong meja beroda yang ada kue ulang tahun besar menuju ke arah saya. Kemudian salah seorang teman menarik tangan saya untuk berdiri dan berjalan menuju depan panggung, diikuti dengan teman teman yang lain mengelilingi kue ulang tahun. 

Sungguh sangat tersanjung, berterimakasih, terharu dan bahagia ulang tahun saya dirayakan oleh teman teman sekerja. Bahkan dihadiri ibu dan bapak Direktur, Bapak Vice Presiden, Bapak ibu Project Coordinator serta teman manager dan tamu undangan lain. Sungguh saya belum pernah mengadakan acara semacam ini sebelumnya. Acara selanjutnya pemutaran video pendek kiprah saya selama bertugas di Perusahaan tercinta selama 30 tahun.

Dilanjutkan dengan acara talk show, saya didampingi suami dan Bapak ibu Direktur duduk didepan. Kemudian kakak senior yang selama ini  pintar membuat acara perusahaan yang meriah dan berkesan memandu acara dengan memberikan beberapa pertanyaan tentang saya untuk dijawab bapak dan ibu Direktur. Berikutnya saya diamanahi untuk memberikan kesan dan pesan selama bertugas. Diakhiri dengan Do’a bersama,  pemberian ucapan selamat, pemberian buket bunga Lily segar yang harum baunya dan foto bersama.

Keesokan harinya saya masuk kantor seperti biasa, seperti pelari estafet yang menyerahkan tongkat ke pelari berikutnya untuk mencapai garis finish dengan waktu tercepat. Sayapun demikian juga, telah kami tuntaskan pekerjaan yang harus selesai di tahun itu supaya tidak meninggalkan masalah pada pengganti saya.

Agenda saya berikutnya saat itu adalah rapat koordinasi yang dilaksanakan oleh Korporat di Yogyakarta. Sebelum berangkat, diadakan makan siang bersama secara sederhana di kantor. Dihadiri teman teman yang selama ini sering bekerja sama dengan saya. Sungguh akrab, penuh kekeluargaan dan haru tentunya karena hari selanjutnya saya sudah tidak membersamaain mereka kembali.

Teman peer saya, saat itu menjabat sebagai Vice Presiden bahkan menangis haru saat memberi kata sambutan. Sungguh tidak saya duga, karena beliau seorang bapak dan pernah beberapa kali berbeda pendapat dengan saya. Beliau menyampaikan bahwa sebagai teman kerja saya selalu bekerja dengan hati. Tulus dalam membantu dan bekerja bersama dalam team kerja.

Saya juga sangat akrab dan dekat dengan pekerja perempuan. Waktu kebersamaan kami seperti makan siang atau sedang mengadakan perjalanan dinas bersama. Kami manfaatkan untuk sekedar ngobrol dan untuk memberikan nilai nilai keagamaan.

Bahkan setelah jam kerja usai sebelum pulang, saya relakan waktu untuk temen temen yang ingin diskusi masalah pribadi, mengenai calon suami, mau kuliah S2 di luar negeri, masalah rumah tangga, dll. Saya ingat waktu acara perpisahan di kantor, beberapa perwakilan teman menyampaikan ungkapan rasa sedih dan berat berpisah dengan saya.

  Acara rapat koordinasi di Yogyakarta saat akhir acara saya diberikan waktu untuk pamit dan menyampaikan kesan dan pesan. Sungguh mengharukan, karena kami sudah menjalin pertemanan begitu lama.

Dari berbagai acara formal yang diadakan Perusahaan terkait dengan pelepasan saya memasuki masa purna tugas, pertanyaan yang sering diajukan kepada saya adalah “Apa kegiatan nanti setelah pension bu?” Wajar sekali pertanyaan itu. Mereka pengin tahu juga rupanya. Saya jawab, pengin bisa meneladani Rasulullah Muhammad saw. Tetep aktif dan produktif. Sebagai ibu rumah tangga dan ibu kos. Usaha kecil kecilan yang sudah kami persiapkan sebelumnya. Juga bersosialisasi, membantu orang lain.   

Sungguh saya akui, meninggalkan dunia pekerjaan yang selama ini ditekuni, secara otomatis setelah meninggalkanya akan meninggalkan identitas diri yang sebelumnya melekat. Pada saat masih aktif bekerja di BUMN menyandang jabatan sebagai pekerja BUMN. Meskipun Sebagian besar orang menyebut saya sebagai pensiunan BUMN. Namun saya tidak ingin menghubungkan identitas baru saya dengan karir yang dulu pernah saya jalani.

Dengan memahami identitas diri, dapat terhindar dari post power syndrome. Kondisi yang biasa menjangkiti pensiunan yang kehilangan jabatan atau kekuasaan. Oleh karena itu masa pension perlu dipersiapkan sedini mungkin. Persiapan pension yang dilakukan sejak dini khususnya untuk persiapan mental akan sangat membantu agar tidak memberikan dampak buruk secara psikologis.

Pensiun sungguh merupakan anugerah dari Allah swt. Saya harus siap dan Ridho atas ketetapan Allah. Dengan mengucap syukur alhamdulillah, hanya dengan perkenannya saya dapat menyelesaikan pekerja dengan selamat, aman dan bahagia.

Pensiun bukan akhir dari segalanya, pension adalah awal untuk menunaikan kehidupan baru setelah selesai masa aktif di Perusahaan. Untuk lebih focus untuk keluarga dan ibadah. Merdeka dari rutinitas pekerjaan selama 30 tahun.

Pada saat acara rapat koordinasi di Yogyakarta, saya dibersamai dengan suami dan bapak. Saat acara telah selesai, saya tanya bapak kepingin diantar jalan kemana pak? Nggak usah, pulang saja katanya, kamu besok khan masuk kerja, jawab bapak. Bapak lupa kalau hari itu adalah hari terakhir saya bekerja. Besuk saya sudah pension pak, oh iya lupa kata bapak.

Akhirnya bapak berkenan jalan untuk silaturahmi kepada keluarga di Gombong, Cilacap, Wangon dan Wonosobo. Tidak lupa untuk menikmati kuliner dan foto foto, sungguh suatu kebahagian bagi kami masih diberi umur dan kesempatan ini.

 Masa pension sungguh masa yang indah dan membahagiaan, masa yang sudah saya tunggu tunggu. Masa yang paling nikmat untuk meningkatkan spiritual keimanan kepada Allah swt, mengisi sisa umur dengan banyak beribadah kepada Allah swt, selain tetap bisnis untuk pendapatan di masa tua tidak bergantung kepada anak dan juga melibatkan diri dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

Sesuai dengan Firman Allah dalam Al-Qur’an Surah Al-Insyirah ; 7-8 yang artinya “Maka apabila engkau sudah selesai mengerjakan suatu urusan, maka kerjakanlah dengan sungguh sungguh urusan yang lain. Dan kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” Dan dalam Kitab Sirah Nabawiyah Rasulullah Muhammad saw memulai hidup baru di usia 40 tahun. Di usia yang sudah tidak muda lagi Rasulullah memasuki masa perjuangan baru, meninggalkan kenyamanan yang selama ini beliau rasakan.

Mulai usia 53 tahun justru beliau makin aktif membina hubungan dengan sesama manusia. Membangun Masyarakat madani di Madinah. Tidak hanya hubungan dengan Allah tetapi juga hubungan dengan manusia. Beliau semakin terlibat dalam kehidupan sosial. Hingga akhir hayat beliau tidak pernah diam, tidak juga pension, beliau tetap memimpin ummatnya. Pensiun Rasullullah Muhammad saw adalah kematian. 

Sebagai Uswatun hasanah, Rasulullah merupakan sosok teladan ummat Islam. Keteladanan Rasulullah bukan hanya dalam dakwah, akhlak, dalam beribadah kepada Allah. Namun wajib kita teladani dalam segala hal di kehidupan ini, termasuk pension.

Suatu saat sahabat waktu SMA menghubungi lewat telephone, menanyakan kesanggupan saya untuk dimasukkan kedalam kepengurusan Ikatan alumni delapan empat SMA maka langsung saya sanggupi. Sebagai anggota bidang Sosial.  Berbagai macam kegiatan yang diselenggarakan, menengok kawan atau keluarganya yang sakit, meninggal dunia. Santunan di panti asuhan, bakti sosial bencana banjir dll. Malah selama pension ini dipercaya untuk perpanjangan dua periode..

Karena selama ini saya tinggal di dua tempat, dalam setiap bulan bolak balik mengunjungi orang tua yang tinggal di luar kota. Maka saya juga aktif dengan kegiatan sosial keagamaan di tempat orang tua tinggal.

 Karena daerah nya rawan banjir, maka saya juga terlibat dalam memberikan Solusi berupa peninggian jalan, kebersihan saluran air dengan pengerukan sedimen dan membersihkan eceng gondok. Membantu koordinasi dengan Lurah, camat, kepala dinas terkait,  bahkan sampai Walikota. Alhamdulillah dengan kerja sama seluruh warga diiringi dengan doa dan dukungan dari pemerintah kota maka telah selesai peninggian jalan dan pembersihan saluran air, program selanjutnya adalah pembuatan taman. Semoga Allah mudahkan. Aamiin.

 “Alhamdulillah, saya baru saja dapat rezeki, Yah” begitu pekik kegirangan saya kepada suami. Waktu itu temen semasa kuliah mengajak saya mengikuti kelas Tahsin Al-Qur’an secara online melalui zoom meeting. Bersama Berkah Mulia Indonesia atau BMI dengan Ustadzah Bunda Rita.

Sesuatu sekali bagi saya karena baru sebulan pension dan masih mencari banyak kelas Tahsin. Setelah melalui test maka saya diterima sekelas dengan teman semasa kuliah. Jadilah saat itu kami berlima dalam satu kelas. Saat itu kami mengulang belajar membaca Al-Qur’an dari dasar, Buku satu Iqro’ Cara cepat belajar membaca Al-Qur’an methode rasmul Utsmani.

Belajar memperbaiki bacaan Al-Qur’an itu sangat penting dalam kesehidupan keseharian kami. Apalagi dibaca dalam rutinitas kewajiban shalat yang Allah swt perintahkan. Tentu harus benar sesuai makraj, sifat huruf dan kaidah tajwid nya saat melafalkanya.

Setelah dua tahun belajar tahsin, akhirnya kami mulai menghafal Al-Qur’an dengan methode talaqqi mulai dari Juz 30 ayat terakhir surah An-Nas. Dengan usia yang tidak muda lagi sungguh suatu perjuangan bagi kami. Namun kami sadar bahwa hadiah terbesar dari Allah untuk penghafal Al-Qur’an bukanlah banyak nya juz yang dihafal tapi semakin dekatnya dengan Allah swt.

Saya sangat bersyukur dengan rezeki yang Allah berikan kepada saya saat pension untuk selalu menyibukkan diri dengan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Di sela mengurus keluarga, senantiasa berinteraksi dengan Al-Qur’an menjadi kegiatan utama saya.

Semoga kami senantiasa istiqomah bersama Al-Qur’an dan Allah selalu memberikan Rahmat dan Ridho-Nya serta senantiasa bahagia bersama Al-Qur’an. Aamiin.


Comments

Popular posts from this blog

PERKENALAN

11 Manfaat Menulis Buku Antalogi

PELUKAN AYAH