KEMBALI BANGKIT
Buku pertama antalogi saya dengan judul Kembali Bangkit. Sedangkan judul tulisan saya adalah Action, Kunci Sukses Antibangkrut. Dalam tulisan tersebut saya berbagi kisah yang saya alami ketika mempersiapkan kegiatan bisnis yang akan saya tekuni masa pensiun. Silahkan dibaca ya...selanjutnya comment di bawah. Jangan lupa order bukunya dengan cara japri ke saya terimakasih
Action,
Kunci Sukses Antibangkrut
Oleh : Kustinah
Pensiun bahagia dan memberi lebih banyak
manfaat bagi sesama adalah impian saya selagi masih aktif bekerja di sebuah
BUMN. Maka lima tahun sebelum pensiun, saya mulai menyusun sejumlah rencana
untuk mudah merealisasikan nantinya.
Karena saya tidak ingin kerja kantoran
yang terpaku jadwal berangkat pagi-pulang petang lagi seperti sebelumnya maka saya
menetapkan usaha sendiri dengan waktu yang fleksible.
Seperti diketahui bahwa saat pensiun,
setiap bulan akan menerima uang pensiun yang sangat kecil dibandingkan
penghasilan saat aktif bekerja. Menurut cerita, kebanyakan pensiunan yang tidak
mempunyai passive income yang cukup untuk mempertahankan gaya hidupnya,
maka akan hidup mantab alias makan tabungan, jual asset, dan mengandalkan
bantuan dari anak.
Yang terakhir ini tentu sangat tidak
diharapkan. Karena suatu saat anak akan mempunyai keluarga dan fokus untuk
memenuhi kebutuhan keluarganya.
Untuk itu saya dengan suami yang
sudah pensiun duluan mulai melakukan survei untuk melakukan usaha berdasarkan
hobi kami. Mulai berkebun jamur merang, bercocok tanam melalui sistem
hidroponik, mempelajari untuk membuka usaha rumah makan, serta memproduksi
aneka kerajinan tangan.
Sekitar tahun 2017 mulai mendesain
dan memproduksi tas kain motif batik. Rencananya dijual sebagai cendera mata
pada saat akan adanya event internasional olah raga di Palembang,
Sumatera Selatan.
Dengan semangat tinggi langsung
memproduksi dalam jumlah banyak untuk dijadikan contoh produk. Selain itu dijual
di berbagai bazar serta berjualan online, seperti melalui Instagram dan market
place.
Mulanya respons lumayan, tetapi
karena masih bekerja sehingga hanya sambilan dan kurang serius dikelola.
Akhirnya produksi dihentikan dan rencana tidak dilanjutkan.
Stok produk yang masih ada dijadikan
cendera mata tamu mancanegara yang sedang menginap di rumah, cendera mata pada
acara yang diselenggarakan keluarga, dan dibagikan kepada teman kantor.
Tidak menyerah sampai di sini. Kami action
lagi untuk mencoba usaha yang lain, yaitu: bercocok tanam di taman mungil depan
rumah dengan sistem hidroponik, sekitar tahun 2018.
Banyak usaha yang kami lakukan dari
hidroponik ini. Mulai menyemai benih, menanam sampai panen aneka sayur seperti
bayam, kangkung, dan pokchoy. Aneka selada seperti: romain, salanova endive,
kale. Aneka herbal seperti: daun mint, basil, dan lain-lain.
Menjual aneka benih, produk sayuran
yang kami hasilkan, dan peralatan hidroponik, serta mengadakan pelatihan
menanam dengan sistem hidroponik baik di rumah, maupun datang ke kantor-kantor
dan pondok pesantren.
Namun, sayang. Saat pandemi COVID-19,
bisnis hidroponik tidak dilanjutkan lagi karena adanya beberapa kendala yang
kami hadapi.
Meskipun tidak sampai bangkrut, tetapi
sedih, sih. Sudah mulai berusaha dengan sungguh-sungguh, mengeluarkan dana yang
lumayan besar, tetapi masih juga belum membuahkan hasil dan usaha belum
bertahan lama.
Kami akui ketidakberhasilan usaha dikarenakan
modal semangat saja. Menurut kami, tidak salah juga, sih. Karena banyak juga teman
yang sukses dengan cara tersebut. Namun, memang masih kurang persiapan dan
banyak yang perlu diperbaiki.
Yang utama adalah mindset,
yaitu dari mindset pegawai menjadi mindset seorang pelaku usaha. Agak
susah memang karena saat itu masih menerima penghasilan. Lumayan untuk memenuhi
kebutuhan hidup, serta masih ada bonus.
Jadi merasa belum mendesak
menjalankan usaha. Payah, ya. Selain itu tidak disertai dengan rencana bisnis
yang akan menunjang kesuksesan bisnis yang akan dijalani sehingga arah tujuan
bisnis tidak jelas.
Berdasarkan pengalaman kegagalan dari
menjalankan usaha tersebut maka tidak berlama-lama meratapi berapa besar modal
yang sudah digelontorkan, waktu tenaga dan pikiran yang sudah dicurahkan
sehingga waktu kebersamaan dengan anak-anak menjadi tersita.
Oleh karenanya segera melakukan action
bangkit kembali untuk memulai usaha. Karena hanya modal semangat membara yang
saya punya. Sesuai dengan kepribadian saya yaitu insting yang responsif, suka bergerak
cepat alias gercep.
Mempelajari ilmunya terlebih dahulu, baru melakukan action adalah
strategi yang kami lakukan untuk mengawali langkah kami selanjutnya. Dengan
mengikuti training dari ahli sebagai pelaku yang telah sukses di bidangnya,
melakukan survei di beberapa lokasi, serta mengikuti beberapa komunitas. Bahkan
tidak sayang merogoh kocek untuk mempelajari segala sesuatu yang kami butuhkan
dalam memulai usaha selanjutnya.
Menetapkan tujuan bisnis adalah
hal penting juga yang harus dilakukan. Kami memutuskan melalui diskusi keluarga
yang juga melibatkan anak-anak.
Awalnya anak sulung tidak setuju,
ibunya kembali melakukan usaha setelah pensiun. Dengan alasan tidak mempunyai
kompetensi yang cukup, serta dana yang diperlukan tidaklah sedikit.
Lebih baik waktu yang ada dipergunakan
untuk sepenuhnya ibadah mencari bekal untuk akhirat.
Iya, juga sih. Maka kami memutuskan
untuk membangun rumah keluarga (indekos) untuk mahasiswi.
Pilihan yang menurut kami paling
sesuai karena kebutuhan pasar masih sangat tinggi. Pengelolaan lebih mudah
dengan risiko rendah dan mendapatkan pendapatan rutin jangka panjang.
Adapun tujuan dari usaha indekos ini
adalah untuk membangun kemandirian hidup setelah pensiun untuk tidak
mengandalkan bantuan dari anak-anak, membangun semangat berusaha, serta suatu
saat dapat diwariskan kepada anak cucu.
Setelah melalui kajian awal, segmen
pasar yang akan kami sasar yaitu mahasiswi menengah atas. Kami mulai membangun
rumah baru dan menyerahkann perencanaan kepada arsitek bangunan yang ahli di bidangnya
lengkap dengan Rencana Anggaran Biayanya.
Alhamdulillah,
arsiteknya adalah anak dari teman Ayah dan juga tetangga rumah. Jadi diskusinya
mudah. Beliaunya cepat memahami kebutuhan kami dengan dana yang tersedia.
Manusia berencana, Allah-lah yang menentukan.
Saat perencanaan selesai dan akan melanjutkan pembangunan rumah, bertepatan
dengan pandemi COVID-19.
Namun, tetap kami lanjutkan dengan
memperhatikan protokol kesehatan. Seperti tukang menggunakan masker, jaga
jarak, cuci tangan, dan cek temperatur di awal kerja. Kami merampungkan pembangunan
rumah dalam waktu sembilan bulan dengan selamat dan sukses.
Target waktu pembangunan rumah memang
kami buat sangat ketat, karena lokasinya di komplek perumahan. Kami tidak ingin
mengganggu kenyamanan hidup tetangga dengan debu dan suara bising, serta lalu
lalang kendaraan material san kendaraan tukang yang hilir mudik.
Meskipun sebelumnya sudah mendapatkan
izin dari pihak terkait tentunya. Selain itu juga karena bertepatan dengan 1
Ramadan. Kami berketetapan menjaga kesucian bulan penuh berkah tersebut.
Ada pun hikmahnya, pada saat pandemi
waktu itu, saat order tukang sepi maka dengan izin Allah Swt. bisa membantu
saudara kita untuk tetap bekerja. Selain itu juga harga-harga bahan bangunan
mendapatkan diskon karena sepinya pembeli.
Pada saat saya purnatugas atau pensiun
sejak 1 Desember 2021, rumah kos dengan konsep modern berprinsip syariah,
kekeluargaan, hunian bersih, nyaman, aman, strategis dengan pelayanan terbaik sudah
penuh terisi dengan mahasiswi. Jadi mulai saat itu status saya berubah dari
pekerja kantoran yang juga sebagai leader menjadi ibu indkos dengan satu
asisten rumah tanggal dan satu driver.
Perlu adaptasi beberapa saat untuk
mengatasi perubahan tersebut, tetapi dengan kesabaran, keikhlasan, serta
keramahtamahan maka tidak ada hambatan yang berarti.
Untuk kebiasaan mengatur waktu, tetap
tidak ada perubahan. Saya tetap bangun pagi sebelum salat Subuh, sesudah mandi
menggunakan pakaian rapi–tidak dasteran–meskipun di rumah.
Amanah dari ibu saya, daster hanya
digunakan di kamar tidur, keluar kamar harus rapi dan cantik. Dengan demikian
saat bertemu dengan anak-anak indekos, driver OJOL yang mengantar paket
dan makanan, ada tamu, mengikuti[KS1]
kajian Islam secara online, dan lain-lain– tidak perlu nunggu lama
berganti pakaian.
Seperti kita ketahui definisi sukses
bagi setiap orang berbeda-beda. Sukses bisa merupakan pencapaian sesuatu.
Sukses juga bisa menjadi status sosial tertentu yang menggambarkan kemakmuran
atau ketenaran.
Menurut Bapak Jamil Azzaini,
Inspirator Sukses Mulia dari Kubik Leadership–dari suatu training yang
pernah saya ikuti– menjelaskan bahwa seseorang dikatakan sukses bila telah
memiliki 4-ta (harta, tahta, kata, cinta) yang tinggi.
4-Ta yang paling tinggi diperoleh karena expertise
(keahlian, core competence, prestasi) yang dimilikinya.
Namun, seiring kesuksesan seseorang
bila orientasinya hanya sukses semata akan menjadi egois. Jiwa dan kehidupan
seseorang akan gersang. Sukses saja tidak cukup. Perlu menambahkan satu kata
lagi yaitu mulia.
Orang yang mulia adalah orang yang
memberikan banyak manfaat kepada orang lain, senang berbagi. Selain definisi
sukses tersebut, saya juga memegang pesan almarhumah Ibu.
Menurut beliau, sukses yang
sesungguhnya adalah suatu saat bila dipanggil Allah dalam keadaan tenang,
Husnul Khotimah, tidak merepotkan suami, anak, dan saudara.
Alhamdulillah,
doa beliau dikabulkan Allah Swt. Beliau meninggal dengan tenang setelah salat Subuh
dan sedang berzikir dalam usia 83 tahun. Lima tahun yang lalu. Seperti
kebiasaan semasa hidup, beliau salat tepat waktu dan berzikir. Semoga Allah mengampuni dosa, menerima amal
ibadahnya, menyayangi, dan merahmati beliau sehingga masuk surga Nya. Aamiin.
Jangan bersedih berlarut-larut atas
usaha yang belum berhasil. Allah ingin kita lebih mendekatkan diri kepada-Nya.
Menjadikan momen bangkrut sebagai muhasabah dan bermanja manja dengan-Nya dalam
doa dan air mata.
“Tidak ada waktu istirahat sebelum
di surga. Yang ada di dunia ini hanyalah gangguan, kebisingan, fitnah,
peristiwa mengerikan, musibah seperti sakit, kesedihan, kegundahan, kedukaan,
dan putus asa.” (Dr. ‘Aidh al-Qarny).
Comments
Post a Comment